Friday, June 12, 2015

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HARUS MENJADI IMAM

CIREBON, Peningkatan kompetensi guru PAI konsisten dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam. Sebagaimana terselenggaranya Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum 2013 pada tanggal 13 - 15 Mei 2015 di Cirebon. Melalui kegiatan yang menekankan metode active learning pada pembelajaran PAI tersebut diharapkan mampu mendorong guru PAI untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, sehingga minat terhadap PAI semakin meningkat.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon, Drs, H. Masykur, M.Pd. yang turut hadir mendukung terselengaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, Kurikulum 2013 menunjukan proses pembelajaran yang efektif. Meskipun saat ini Kurikulum 2013 dihentikan untuk sementara dan dikembalikan ke Kurikulum 2006, namun kurikulum 2013 sudah disosialisasikan di wilayah Cirebon dan hampir setiap guru pernah mendapatkan pelatihan. Dengan demikian, ia menegaskan bahwa substansi Kurikulum 2013 harus dan dapat dilaksanakan. "Jangan berfikir cara menilainya, tapi bagaimana prosesnya", tegas Masykur.

Dalam paparannya, Kasubdit PAI pada SMP, Dr. H. Nifasri M Nir M.Pd, menyatakan bahwa Kurikulum 2013 memiliki arti penting bagi PAI, sehingga pelaksanaannya harus dipahami dengan baik. Terkait dengan pemberlakuan implementasi Kurikulum 2013 yang dihentikan sementara, pihak Kemenag tetap memperhatikan bahwa konstruksi pembelajaran pada Kurikulum 2013 tetap penting untuk dipahami oleh guru PAI, sehingga kegiatan ini tetap penting untuk dilaksanakan.

Direktur Pendidikan Agama Islam, Dr. H. M. Amin Haedari, M.Pd pada kesempatannya menyatakan bahwa Kurikulum 2013 memiliki arti penting bagi PAI karena membawa semangat baru terhadap pembelajaran yang optimal. Semangat tersebut antara lain adalah terwujudnya PAI yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian kompetensi kognitif, melainkan juga penguatan sikap. Semangat lain yang terkandung adalah perubahan untuk menjadikan PAI lebih diminati. PAI akan kurang diminati jika model pembelajaran yang disajikan kurang variatif.

Melalui pelatihan ini, Amin berharap guru PAI dapat menciptakan pembelajaran PAI yang efektif dan menyenangkan. Ia menjelaskan bahwa visi ke depan tidaklah banyak. Ia hanya berharap guru PAI menjadi "imam" bagi guru lain di sekolah. "Kami hanya ingin menggeser guru PAI dari belakang menjadi ke depan", tegasnya. Dengan kata lain, guru PAI diharapkan mampu menjadi pioner dalam pembelajaran di sekolah. Harapannya, guru PAI dapat diminati sekaligus menjadikan PAI sebagai bagian yang menyenangkan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Lebih lanjut, Amin menekankan pentingnya penguasaan metode pembelajaran oleh guru PAI. "Tidak mungkin PAI dapat mendorong keaktifan siswa, jika guru tidak menguasai dan menerapkan active learning," tegasnya. Sebagaimana dalam teori pendidikan, anak kecil dapat berjalan karena dilatih berjalan oleh orang tuanya, bukan karena panduan berjalan. Pada akhir kesempatannya, Amin menegaskan kepada para guru PAI peserta workshop, "Anda merupakan Kontributor pengembangan PAI". [Rudi]
Oleh lnd (-) | Kategori: Subdit PAI pada SMP | Tanggal: 15-05-2015 00:00

No comments:

Post a Comment